Penanaman Masif Dengan Hydroseeding

            Hydroseeding adalah proses penanaman tanaman melalui penyemprotan campuran benih tanaman, mulsa, pupuk dan pelengket dalam tangki mesin hydroseeder ke permukaan lahan atau tebing. Hydroseeding merupakan alternatif dari proses penaburan benih secara tradisional atau kering. Hydroseeding dapat menghambat erosi tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terjadi karena mulsa dalam campuran benih hydroseeding mampu membantu menjaga tingkat kelembaban benih dan bibit. Agar Vegetasi yang ditumbuhkan membantu lansekap maka dipilih varietas rumput yang tidak perdu sehingga mudah pula perawatan dan terpenuhi unsur lansekap yang safety. 

            Coir Geotextile atau Coir Net atau Cocomesh atau Jaring Sabut kelapa merupakan produk olahan dari sabut kelapa yang dibuat tampar / tali, kemudian dianyam seperti Nett / jaring, dengan ukuran tertentu (Lebar, panjang, tebal tambang, dan jarak antarlubang). Cocomesh adalah solusi alami untuk mencegah erosi / penurunan kualitas tanah dalam skala besar. Penerimaannya telah diakui oleh seluruh dunia. Sebagai produk yang alami, Coir geotextile adalah produk yang dapat terurai dan ramah lingkungan. Penelitian yang dilakukan terhadap coir geotextile memperlihatkan bahwa pemakaiannya lebih baik dibanding dari bahan goni atau bahan alam lainnya. Hal ini mengacu pada faktor daya tahan, kekuatan net, yang lebih bagus serta permukaan bulu kasarnya yang sangat memungkinkan vegetasi mudah tumbuh sehingga ikatan dari tanah menjadi sangat kuat. Coir Geotextile sangat ideal untuk aplikasi di lereng bukit, jalan dan tanggul rel. Contoh proyek yang berhasil ditanam dengan hydroseeding sebagai berikut.

            Penerapan teknologi hydroseeding dilaksanakan setelah lokasi atau lereng jalan yang akan ditangani telah ditetapkan ketentuan baik dari segi kestabilan struktur, kemiringan, panjang lereng dan karakteristik tanah. Setelah lereng ditetapkan, tahapan selanjutnya adalah menyiapkan lereng, bahan, peralatan, dan tenaga kerja yang diperlukan. Setelah itu dilanjutkan dengan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi pematokan, pembersihan, perataan, pem.buatan saluran, pencampuran material dan penyemprotan. Selanjutnya dilakukan proses pemeliharaan untuk memantau hasil hydroseeding.